namaku Dita Putri ,usia saat ini 20 asli
Bandung,tinggal di daerah
Setiabudi Regency, dan saat ini kuliah sastra inggris semester 4 di
salah satu pts Bandung, kata temen2 kampusku aku termasuk cewek cantik
dan beruntung, kenapa? karena bentuk tubuhku(kata temen)bisa dibilang
proporsional dan bikin terangsang kaum cowo(semua ini kata temen2
deketku seperti si Nita,Asni,Ruri) tapi sampai sekarang aku belum punya
pacar karena ga boleh sama ortu.o ya,di rumah kami tinggal berlima aku
dua bersaudara adikku cewek dan aku dan kedua orang tuaku satu lagi
pembantu sekaligus sopir pribadi keluargaku sebut saja mang
Sardi(maaf,nama samaran)(dia itu usia nya hampir seusia papahku yaitu
sekira 50 tahunan)jadi genap berlima semuanya..
kejadian aneh
dan mengasikan itu terjadi kira2 beberapa bulan lalu saat bulan puasa,
waktu itu hari jum'at (tanggalnya lupa) kami di rumah hanya berdua
yaitu saya sama mang Sardi, sedangkan mamah-papah sama si Danti(nama
adikku yg masih smp itu) sedang ke Bogor (berangkat hari jum'at subuh
setelah makan sahur) karena papah serah terima jabatan di Pemda Bogor
dan mereka menginap selama 3 hari,sedangkan saya mesti kuliah semester
pendek, jadi ga bisa ikut, dan di rumah ditemani supir kami mang Sardi
karena disuruh papah jagain aku. Jadi resmi di rumah yg besar
ini(karena saat nulis email ini lagi dirumah) kami berdua, saya dan
mang Sardi di ruang bawah. setelah keberangkatan mereka dan makan sahur
saya kembali lanjutkan tidur sementara mang Sardi beres2 ruang bawah,
nah kejadian anehnya ini berawal ketika saya mau mandi di ruang bawah
(karena sowernya deket ruang tamu) saat itu saya mau kuliah jam 8.00,
sedangkan saat bangun jam 7.00 saya agak santai saat itu karena selain
jarak kampusku deket juga ada mobil civic grand kesayanganku itu yg
selalu menemani kemanapun.
saat
mau mandi saya langsung buka daster seperti biasa kalo pake daster
saya selalu tidak pake BH dan CD, jadi hanya baju tidur aja, demi
kesehatan, begitu menurut mamaku...asal tau aja kalo tubuhku seperti yg
dikatakan temen2ku itu betul2 proporsional dg ukuran BH 34A dan
pinggul yg agak bulat serta kulitku yang putih mulus tanpa cacat kalo
disamain, kata teman2ku aku ini mirip2 sedikit dengan Putri Patricia
artis sinetron itu(bukan geer lho) , setelah telanjang gitu saya
mencoba buka kran sower tapi ga keluar air alias macet dan saya agak
jengkel sambil setengah teriak panggil mang Sardi....."mang
Sardiiii....kesini cepat",dan dg spontan dia datang tergopoh2, saya
lupa saat itu udah telanjang dan pintu ga dikunci, begitu dateng dia,
langsung mukanya merah padam karena melihat saya telanjang bulat di
hadapannya, saya pun malu spontan tanganku menyambar kain daster di
gantungan dan bilang ke dia kalo sower ga jalan, lalu dia terbata2
bilang gini "maaf neng,mamang lupa bukain jet pump di dapur, lalu saya
suruh dia "cepet mang bukain udah dingin nih!!"
lalu
dia menganguk dan setengah berlari dia ke dapur, setelah menyala
sowernya itu lalu aku semprotkan sower air panas ke bathtub dan aku
langsung agak loncat ke bathtub tanpa ada rasa lupa mengunci pintu
toilet tersebut, dan setelah aku selesai mandi aku lupa kalo aku juga
ga bawa handuk lalu aku panggil mang Sardi tapi saat itu posisiku masih
didalam bathtub berbusa tentu saja telanjang, tak lama dia datang dan
dengan meminta ijin dia masuk ke toilet dengan hati2 sekali, "mang
tolong bawain handuk bunga2 yg warna merah di kamar" begitu kataku saat
itu, dia menganguk dan langsung ke kamarku lalu saya tersenyum
sendirian melihat tingkah laku mang Sardi barusan yg hati2 sekali dan
malu2 tertunduk itu, sekilas ada hasrat untuk mengerjainya waktu itu,
ga berapa lama dia muncul bawa handuk lalu aku keluar dari bathtub
dengan posisi membelakangi dia sehingga yg dia lihat punggung mulusku
saat itu(tentu saja saat itu saya masih telanjang bulat) dengan suara
agak gemetar dia bilang gini "sudah ya neng ini handuknya!" lalu saya
bilang "bentar dulu mang, mendingan mamang yg menghanduki saya biar
tahu sekali2 rasanya menghanduki cewe(begitu awalnya saya
mengerjainya,o ya asal tau aja kalo mang Sardi itu adalah duda tanpa
anak sejak 7 tahun lalu)
semula
dia keliatan kikuk dan ragu2 melakukannya (saya tahu karena liat
cermin didepanku walaupun membelakangi dia) dengan wajah tertunduk dan
mimik muka yg malu2 lalu dia mengusapkan handuk ke punggungku yg masih
berbusa sabun, dan cukup lama dia mengusap2 punggungku...lalu saya
bilang "seluruhnya donk mang, dari rambut ke kaki paling bawah" dan
"iya...eee..iya neng sebentar" dia terbata2 jawabnya. Sekilas saya
sempet tertawa kecil karena merasa seneng udah kerjain dia, lalu dia
mengusapkan handuk dari rambut ke leher, lembut sekali, bahu punggung
dan di posisi pinggang dan bokong (belahan anus) agak lama
menghandukinya, sekilas terasa seperti diusap2 lembut dan ada rasa enak
ketika dia menghanduki daerah deket anus, lalu ke paha belakang dan
terakhir di kaki bawah. Saat itu terlintas saya mau menyudahinya karena
mungkin waktu sudah jam 7.30 pikirku, namun entah setan apa yg
merasuki aku saat itu sehingga ada pikiran nakal lagi mau mengerjainya
lebih, dan secara refleks aku berbalik badan dan saat itu kontan dia
terbelalak kaget dengan posisi tubuh telanjangku menghadap dia yg masih
memegang handukku itu lalu dia tertunduk dan aku langsung berkata
seperti ini "mamang sekarang membersihkan dan menghanduki bagian depan
ya mang!!" begitu suruhku sambil agak setengah ketawa(habis ga tahan
tingkah laku dia yg kikuk itu)
lalu
diapun menghanduki badan bagian depanku mulai dari rambut lalu wajah
(aku tertawa kecil saat dia handuki wajahku) tapi yg aku tahu dia tetap
tertunduk, dan setelah wajah ke leher lalu (aku agak deg2an saat
itu)dia menghanduki bagian dada kiri kananku agak lama(sejenak dia agak
terhenti saat menghanduki daerah dada) dan saat itu juga aku berhenti
ketawa2 kecil dan ada rasa aneh yg belum pernah dirasakan saat mang
Sardi menghanduki dadaku, soalnya selama ini kalo sama sendiri rasanya
biasa2 aja, tapi pas sama orang lain yg menghandukinya jadi agak lain
rasanya, ada perasaan enak dan nikmat sementara saya seperti dibius
saja terpejam beberapa saat tanpa sadar berkata seperti ini
"hmmm....hmmm...hmmm" kontan saja mang Sardi bertanya "kenapa neng?neng
Dita marah ya sama mamang?"...dia mencoba untuk menegakan kepalanya
yang agak melihat ke wajahku yg lebih jangkung dari dia, dan dia
semakin berani malah saat itu menatap wajahku ,aku menggeleng dan
berkata "ngga mang...saya ga marah cuman..." aku ga meneruskan kata2ku
saat itu....lalu dia tanya lagi "cuman apa neng? bilang sama mamang?"
suaranya seperti ketakutan kalo2 saya akan memarahinya..lalu saya
teruskan kata2ku "cuman ada perasaan enak di elus2 gitu mang!!" jawabku
polos saat itu tanpa ada rasa malu kalo ternyata saat itu adalah
pertama kali terangsang secara seksual, gilanya lagi oleh pembantu
sekaligus sopirku mang Sardi!!!
Mang
Sardi malah senyum setelah saya ungkapkan kepolosanku itu lalu berkata
gini "nah...neng...mamang tau sebenarnya kalo neng Dita ini mau
mengerjain mamang ya...dan ternyata malahan neng Dita sendiri yang mulai
terangsang!!!" begitu katanya dengan logat sunda yang kental sambil
tetap tangannya memutar-mutar dadaku kiri kanan dengan handuk, padahal
kalo saya lihat udah kering dadaku itu, justru yg masih basah adalah
bagian perut dan kemaluanku yg agak masih jarang bulu2nya hanya bulu
halus seperti rambut, lalu saya memegang tangan mang Sardi dua2nya dan
berkata "cukup mang, Dita kesiangan nih kuliah udah telat dari tadi",
lalu mamang menganguk dan melilitkan handuk itu ke tubuh saya seperti
saat dia melilitkan handuk ke tubuh saya saat SD.....dan sebelum dia
keluar saya menarik tangan kirinya sambil berkata "jangan bilang sama
mamah-papah ya, diem aja nanti deh pulang kuliah dihandukin lagi sama
mamang seperti tadi, mau ga?" kataku cepet2, dia cuman menganguk.
Lalu
pas di tempat kuliah saya ga bisa konsentrasi, kepengen cepet pulang
selain lapar karena puasa juga kepengen cepet mandi dan dihanduki lagi
sama mang Sardi.. Setelah selesai kuliah kira2 jam 12.30 aku bergegas
pulang dan sampe di rumah jam 13.00 langsung menuju kamar dan ganti pake
daster dengan maksud mau mandi siang sambil membawa handuk saya lihat
mang Sardi terbengong-bengong dengan tingkah lakuku itu dan sambil
tersenyum saya berkata seperti ini ke dia "mamang handukin lagi Dita ya
mang?" dia menganguk setengah tersenyum dan bilang gini "neng Dita
mandi aja dulu nanti kalo udah selesai panggil mamang, pasti deh mamang
nyamperin ke toilet" saya menganguk dan mandi, setelah selesai mandi
saya panggil dia dan langsung masuk ke toilet tanpa permisi dan sepintas
dia menyambar handukku dan tanpa basa basi saya keluar dari bathtub
dan dia menghampiri, kali ini saya langsung menghadapnya dengan
telanjang badan tanpa membelakanginya seperti pagi hari tadi, lalu dia
langsung menghanduki rambutku yg basah kuyup oleh air dan saat itu kami
tidak bicara satu sama lain hanya mungkin kata hati kami masing2
bicara sementara dia handukin rambut leher dan pundak saya , malah
terpejam(mungkin saya sedikit menikmatinya) dan yg paling mendebarkan
saat mang Sardi menghanduki dadaku kiri kanan itu benar2 lebih
mendebarkan ketimbang di pagi hari itu.
Dan
saat bermenit-menit mang Sardi mengusap dadaku kiri kanan dengan
handuk tiba2 dia nyeletuk seperti ini "neng Dita, kalo diusapnya tidak
pake handuk seperti ini akan lebih nikmat!!!" lalu aku jawab "maksud
mamang???langsung pake tangan mamang gitu!!!" dia menganguk seolah
minta restu dariku, lalu saya pun menganguk tanda setuju....dan
ternyata jauh dari pikiranku lebih nikmat langsung dielus pake tangan
mang Sardi ketimbang dielus memakai handuk, sesaat tangan kiri dulu
lalu kemudian tangan kanannya menyusul meremas lembut sambil sesekali
melintir seperti memainkan volume radio tapeku. Dan benar saja nikmat
sekali rasanya apalagi ini baru pertama kalinya seorang laki2 menyentuh
langsung dengan telapak tangan ke dadaku dan lama-lama makin mengeras
saja payudaraku saat itu, tidak sadar ternyata seperti mau pipis
rasanya dan geli, nikmat, asik, enak campur aduk jadi satu saat mang
Sardi terus mengelus buah dadaku
yg belum pernah dielus itu, ternyata kejadianya hampir 1/4 jam kala
dia mengelus dadaku ini. Semakin lama semakin tak sadar sambil terpejam
saya merapatkan badan ke tubuh mang Sardi dan dia mundur ke belakang,
punggungnya menyentuh dinding toilet dan saya terus semakin
merapatkannya sambil tetap dia mengelus2 halus buah dada ini kiri kanan,
dan posisi itu yang saya ingat, menimbulkan semacam gesekan benda yang
mengeras hangat di balik sarungnya(o ya, saya lupa saat itu dia
memakai kaos oblong dan kain sarung karena pulang Jum'atan di masjid
depan rumahku) mungkin dia ga pake celana kolor karena dari gesekan
tubuhku ini terasa sekali semacam kemaluan laki2(yg selama ini saya tau
dari film dan cerita2 temen2)
saat
saya terpejam begitu lama2 dia berani menjulurkan lidahnya ke leher
saya waktu itu, semula saya mau menghindar tapi tak kuasa untuk
menghindarinya dan mencoba untuk menikmatinya, agak geli karena
berkumis tapi lucunya posisi dia mendongkak ke atas karena saya lebih
jangkung dari dia dan agak berjinjit kakinya dan dia menjilati leher
kebawah lalu pundak dan akhirnya di dada, ini lebih nikmat rasanya
ketimbang pake tangan dan ga sadar saya mengeluarkan
suara"SSSSTT...AHHH... AHHH.... HMMMMMM"mungkin begitu seingatku saat
itu.dan itu adalah nikmat dari segala nikmat menurutku saat itu, lalu
lama2 dia seperti mau berjongkok dan ternyata berjongkok lidahnya
menciumi perutku, udel, lalu ke kemaluan ku yang masih jarang berbulu
ini,dan ahhhhh....saya tak sadar bersuara agak keras saat dia menciumi
kemaluanku ini, karena saat itu benar2 baru pertama kali diciumin
seperti itu sama laki2.nikmat sekali rasanya....Lalu terdengar telepon
berdering, buru2 saya melepaskan pelukan mang Sardi di pinggang dan
berlari ke ruang tengah sambil telanjang bulat dan agak basah tubuhku
saat itu, basah karena air mandi dan liur mang Sardi, ternyata papah
dari Bogor telepon mengabari kalo beliau sudah sampe disana, dan
setelah telepon ditutup saya membalikan badan ternyata mang Sardi sudah
ada dibelakangku, dia mengikutiku sejak tadi berlari ke ruang tamu
ini, dan dia bertanya dari siapa teleponnya,saya jawab dari papah di
Bogor, lalu mang Sardi menyuruh saya berpakaian lagi sambil menyodorkan
daster yang tadi ditanggalkan di toilet, lalu aku pakaikan dasterku
saat itu dan masuk kamar.
Sepintas
saya liat jam 3.30 sore hari lalu aku tertidur di kasur sampe
terbangun dengan ketukan di pintu kamar "neng bangun neng udah
magrib"begitu terdengar suara mang Sardi di balik pintu kamar, lalu aku
ke bawah dan makan di meja makan sementara mang Sardi di dapur, lalu
aku panggil, untuk makan sama2 di meja makan, semula dia menolak tapi
akhirnya mau juga. Setelah makan, badan merasa gerah dan aku bermaksud
untuk mandi lagi tepat jam 7.00 malam hari, lalu aku lihat mang Sardi
sedang nonton tivi dan aku sengaja ajakin dia untuk sama2 ke toilet,
semula dia menolak dengan alasan kalo nanti ketauan sama papah, tapi
aku jawab papah di Bogor ini, jadi ga usah takut, akhirnya dia mau juga
aku ajak ke toilet, entah kenapa saat itu pikiranku bener2 ngeres
sejak mang Sardi siang harinya menciumi sekujur tubuhku.Setelah berada
di toilet langsung saja aku masuk ke bathtub sementara mang Sardi saya
suruh semburin air hangat yg keluar dari sower untuk disiramin ke
sekujur tubuhku (tentu saja aku dalam keadaan telanjang bulat saat itu,
ga ada suara , hening, yg terdengar hanya gemericik air disiramin
diatas tubuh ini, sambil aku tiduran di bathub menikmati aliran air
mang Sardi sepintas terlihat hanya memandang tubuh telanjangku, tapi
aku pura2 ga liat, khawatir dia kabur ke luar toilet kalo tahu saya
pandangin dia.
Dan
entah kenapa setelah air itu penuh di bathtub, aku punya ide gila
untuk mengajak dia mandi bareng2, tapi tentu saja dia menolak(asal tau
saja kalo mang Sardi ini orangnya loyal bgt sama keluarga kami)setelah
tau dia menolak secara halus akhirnya saya ga kehabisan akal, saya
menyuruh dia untuk menyabuni seluruh badan ini, seperti yg dilakukan
mang Sardi disaat saya kecil, dan dia setuju. Lalu mulailah dia
menyabuni mulai dari rambut,leher,bahu,punggung dada kiri kanan,dan
berhenti di pinggang, saya tanya "kenapa mamang berhenti??"lalu dia
jawab "takut dosa neng,neng Dita kan anak majikan saya neng!!!, nanti
saya dikejar2 perasaan itu terus" saya mengerti dari raut mukanya dan
menjawab seperti ini "mamang ga usah takut, kan kita cuman berdua,
lagipula kalo Dita lakukan sama orang lain ga mungkin, soalnya mamang
tau sendiri sifat mamah seperti apa ke Dita!!,sejak mamang ciumin tubuh
Dita tadi siang jadi suka terbayang2 sama Dita mang" begitu
penjelasanku polos saat itu, dan dia berkata"iya neng, mamang juga tadi
siang bener2 khilaf, dan mamang pun udah lama ga seperti ini apalagi
neng Dita sekarang ini tambah cantik,putih mulus jauh sekali
dibandingkan dengan istri mamang dulu"katanya sedih"lalu tanpa sadar
saya berusaha untuk menghiburnya dengan refleks memeluknya dan ga
terasa saya malah memegang kemaluannya diluar celananya dan terasa
sekali sudah mengeras,tidak terlalu besar tapi saat itu benar2 pertama
kali saya memegangnya, walaupun mang Sardi itu usianya 50 tahunan tapi
masih keras sekali kemaluannya itu, terasa saat dipegang.
Dan
dia malah balas memelukku saat itu dalam keadaan basah kuyup dengan
siraman sower kami saling memeluk sehingga baju oblong yang dipake sama
mang Sardi ikut basah juga akhirnya secara diam2 saya bukakan kaos
oblongnya sementara dia diam saja, dan terlihatlah dadanya yang berbulu
dan kelihatan masih tegap, lebih tegap dibandingkan dengan tubuh
papah, dia diam saja saat saya mencoba mengelus dadanya itu(seperti
pada film2 porno yang saya tonton sama temen2 kampus) saya sempat
bergetar kala mengelus dada yg berbulu itu, lalu secara spontan dia
membelai rambut saya yg basah dan tangannya itu dua2nya mengelus pipiku
lembut sekali saya cuman terpejam seakan dielus sama papah yg selama
ini sibuk dengan pekerjaan kantornya. Dan sesaat terdiam saat dia
memegang bahu saya dan turun tangannya ke dada yg kiri sementara tangan
kanannya mengelus paha dan kemaluan saya, saya sempat diam dan malah
memaju mundurkan tubuh saat itu seakan menikmati setiap belaiannya itu,
sambil tetap mata ini terpejam dan secara refleks malah saya
memeluknya erat sekali.
Dan
tak lama dengan posisi memeluk sambil berdiri itu saya secara perlahan
membuka gesper kulitnya seraya menurunkan celana panjang mang Sardi
saat itu, dan setelah saya menurunkan celananya yg basah tersiram sower
itu kemudian saya juga menurunkan celana kolor nya itu perlahan dan
terlihatlah kemaluan laki2nya begitu mengkilat yang baru pertama kali
saya lihat secara nyata dan asli di usia saya yang saat itu 19
tahun(sekarang udah 20 tahun), dan setelah terlihat itu dadaku tambah
bergetar tak karuan ketika saya mencoba untuk memegangnya secara
perlahan, dan dalam gengnggaman saya saat itu begitu hangat kemaluannya
dan berdenyut seperti seekor burung, tapi menambah penasaran untuk
berbuat lebih jauh tanpa memikirkan lagi yang namanya logika mana
majikan mana pembantu.
Mang
Sardi saat itu juga sepintas saya lihat memejamkan mata yang pada
akhirnya kami saling membelai, dimana mang Sardi membelai kemaluan saya
yg semakin basah dan hangat, sementara saya pun membelai kejantanan
mang Sardi yg hangat itu, lama2 saya secara naluri mengocok2nya seperti
di film dan mang sardi seperti menikmati kocokan itu hampir sekira 15
menit saya mengocoknya sementara saya telah mencapai puncak kenikmatan
ketika mang Sardi memasukan jarinya maju mundur ke dalam kemaluan saya.
Dan seperti mau pipis tapi enak dan nikmat rasanya ketika tubuh saya
bergetar dan mengeluarkan suara mungkin seperti ini ini yang saya ingat
"AAAhhhhhh..mmmmm.m.mmmmm..mm. .ennaakk mmaamang"sambil terus tanganku
mengocok2 kejantanannnya itu, dan beberapa saat setelah saya merasa di
puncak kenikmatan mang Sardi mengeluarkan pipis berwarna putih kental
dan hangat belepotan di tanganku waktu itu yg akhirnya saya tau dari
buku kalo itu adalah cairan sperma laki-laki, setelah itu dia melepaskan
tangannya dari kemaluanku dan saya pun melepaskan kocokan di burungnya
dan membersihkan tanganku yg penuh sperma dengan air sower, lalu mang
Sardi menyuruhku memakai handuk dan tidur. Akupun naik ke atas dan
ganti daster lalu tidur.
Selintas
di jam dinding kamarku jam 9.30 malam, saya ga bisa tidur sama sekali,
yg terlintas di bayanganku saat itu hanyalah kejadian demi kejadian
hari itu yang betul2 pengalaman mengasikan yg dilakukan kami berdua
yaitu saya dengan mang Sardi, dan setelah kejadian itu kami seringkali
melakukannya disaat adeku dan ortuku tidak ada di rumah, terkadang mang
Sardi saya ajak pura2 mengantarku pake mobil kesayanganku atau mobil
papah dan kami melakukannya di berbagai tempat seperti dago, Lembang,
Pangalengan dan tempat2 sejuk lainnya, tentu saja cari tempat yang aman
tidak diketahui banyak orang, tapi sampai saat ini saya masih tulen
perawan karena menurut mang Sardi, asal jangan dimasukin burungnya
mamang, neng Dita akan tetap perawan, demikian tuturnya, lama-kelamaan
saya jadi jatuh cinta sama mang Sardi yang terpaut jauh usia diatasku,
karena mungkin saya mencari figur papah yg selama ini kerap sibuk dinas
di pekerjaannya..........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar